Ckstar.id – Jakarta, 12 September 2025 – The Foolish, band rock asal Depok, kembali meramaikan skena musik Indonesia dengan single baru bertajul Merdeka & Derita. Oleh karena itu, kembalinya mereka setelah rilis album BIGOT pada 2015 menandai komitmen untuk terus meramu kritik sosial. Dengan demikian, lagu ini menjadi peluru tajam melalui distorsi gitar Zhaki dan kawan-kawan. Selain itu, perilisan single ini bertepatan dengan bergabungnya Abrar sebagai bassis tetap.

Merdeka & Derita menyindir keserakahan penguasa yang memperkaya diri di tengah penderitaan rakyat. Akibatnya, lagu ini menjadi cerminan ilusi kemerdekaan yang ironis. Oleh sebab itu, The Foolish mengajak pendengar merefleksikan realitas sosial. Dengan kata lain, single ini memperkuat identitas band sebagai pengkritik tajam.

Latar Belakang Kembalinya The Foolish

The Foolish terbentuk pada 2015 dengan tujuan menyuarakan kritik sosial melalui musik rock. Oleh karena itu, album BIGOT menjadi debut yang sukses mencuri perhatian. Dengan demikian, band ini sempat hiatus sebelum kembali dengan Merdeka & Derita. Selain itu, Zhaki (vokal), Ravie (gitar), Abrar (bass), dan Ringgo (drum) membawa energi baru.

Band ini selalu fokus pada isu sosial. Akibatnya, lagu-lagu mereka sering menjadi suara rakyat. Oleh sebab itu, kembalinya The Foolish disambut antusias penggemar. Dengan kata lain, single baru ini melanjutkan warisan kritik mereka.

Tema Kritik Sosial di Merdeka & Derita

Merdeka & Derita menyindir penguasa yang bersumpah atas nama rakyat tapi membuat kebijakan merugikan. Oleh karena itu, lirik lagu menggambarkan bilah pisau yang membelah hati rakyat. Dengan demikian, lagu ini mempertanyakan wajah kemerdekaan yang sebenarnya. Selain itu, penderitaan rakyat menjadi fokus utama.

Ringgo Ilham menyatakan, “Mereka bersumpah atas nama rakyat, tapi kebijakan seperti bilah pisau.” Akibatnya, lagu ini terasa relevan dengan kondisi saat ini. Oleh sebab itu, Merdeka & Derita menjadi panggilan untuk kesadaran sosial. Dengan kata lain, The Foolish menggunakan musik sebagai senjata perubahan.

Perilisan Single di Momen Emosional

Rilis Merdeka & Derita bertepatan dengan aksi demo kenaikan tunjangan DPR dan tragedi hilangnya 10 nyawa akibat kerusuhan. Oleh karena itu, single ini terasa sangat tepat waktu. Dengan demikian, lagu ini menjadi suara bagi rakyat yang terdampak. Selain itu, Zhaki menambahkan, “Realitas kita adalah merdeka dan derita, ironis tapi kenyataan.”

Momen ini memperkuat pesan lagu. Akibatnya, pendengar merasakan urgensi kritik sosial. Oleh sebab itu, single ini bukan hanya musik, tapi juga pernyataan. Dengan kata lain, timing perilisan membuatnya lebih berdampak.

Nuansa Rock Klasik di Merdeka & Derita

Merdeka & Derita dikemas dengan nuansa rock klasik era 70-an. Oleh karena itu, distorsi gitar dan ritme kuat menciptakan pengalaman nostalgia. Dengan demikian, lagu ini memberikan gairah rock purba. Selain itu, kolaborasi dengan Olfandi Rizki Sihombing menambahkan alunan synthesizer yang otentik.

Sound lagu ini memadukan elemen klasik dan modern. Akibatnya, pendengar merasakan kedalaman emosi. Oleh sebab itu, produksi lagu ini terasa matang. Dengan kata lain, Merdeka & Derita menghidupkan semangat rock Indonesia.

Bergabungnya Abrar sebagai Bassis Tetap

Bergabungnya Abrar menandai babak baru The Foolish setelah format trio. Oleh karena itu, ia menambah elemen rock yang sebelumnya kurang tersentuh. Dengan demikian, band ini kini memiliki line-up lengkap. Selain itu, Abrar, yang memiliki band Paman Rocky, sudah dekat dengan The Foolish.

Abrar menyatakan, “Kita sudah menjalin relasi lama, kenapa tidak jalan bareng.” Akibatnya, kolaborasi ini terasa alami. Oleh sebab itu, band ini siap menyuguhkan suara fresh. Dengan kata lain, kehadiran Abrar memperkaya dinamika The Foolish.

Harapan The Foolish untuk Merdeka & Derita

The Foolish berharap single ini diterima baik oleh pendengar. Oleh karena itu, mereka ingin lagu ini menjadi suara kritik sosial. Dengan demikian, penggemar diharapkan terinspirasi untuk berubah. Selain itu, Ravie menambahkan, “Abrar menambah elemen rock yang fresh dan musikal.”

Single ini tersedia di platform streaming digital. Akibatnya, pendengar dapat menikmatinya dengan mudah. Oleh sebab itu, The Foolish mengajak semua untuk mendengarkan. Dengan kata lain, Merdeka & Derita siap mengguncang skena rock.

Dampak Kritik Sosial The Foolish

The Foolish selalu menggunakan musik untuk kritik sosial. Oleh karena itu, lagu-lagu mereka sering menyentuh isu kemiskinan dan ketidakadilan. Dengan demikian, band ini menjadi suara rakyat. Selain itu, album BIGOT sebelumnya sudah membuktikan kekuatan mereka.

Kritik tajam ini relevan dengan kondisi saat ini. Akibatnya, lagu-lagu The Foolish sering menjadi anthem demo. Oleh sebab itu, band ini memiliki pengaruh budaya. Dengan kata lain, Merdeka & Derita melanjutkan tradisi kritik mereka.

Masa Depan The Foolish Pasca Merdeka & Derita

Setelah rilis single ini, The Foolish berencana merilis karya baru. Oleh karena itu, mereka ingin mengeksplorasi lebih banyak tema sosial. Dengan demikian, tur dan festival menjadi agenda selanjutnya. Selain itu, kolaborasi dengan musisi lain diharapkan memperkaya suara mereka.

Penggemar menantikan album penuh berikutnya. Akibatnya, band ini berpotensi meledak lagi di skena rock. Oleh sebab itu, The Foolish siap menghadapi tantangan. Dengan kata lain, kembalinya mereka menjanjikan masa depan cerah.

Penutup

Kembalinya The Foolish dengan Merdeka & Derita membawa kritik sosial yang tajam. Oleh karena itu, single ini menyindir keserakahan penguasa di tengah penderitaan rakyat. Dengan demikian, nuansa rock klasik dan kolaborasi Abrar menambah daya tarik. Selain itu, timing rilis yang emosional membuatnya relevan. Akibatnya, lagu ini menjadi suara generasi muda. Dengarkan Merdeka & Derita di platform streaming favorit Anda!