Ckstar.idLondon, 14 September 2025, 12:19 WIB

Imagine John Yoko, sebuah himne perdamaian yang lahir dari kolaborasi John Yoko, mencerminkan cinta mendalam antara John Lennon dan Yoko Ono sekaligus visi dunia tanpa konflik. Dirilis pada 1971, lagu ini menggabungkan idealisme dengan kisah pribadi pasangan yang menghadapi kritik dan rasisme. Artikel ini mengulas proses penciptaan lagu, peran besar Ono, tantangan yang mereka hadapi, pengaruh seni Ono pada Lennon, serta warisan abadi lagu ini dalam budaya global.

Penciptaan Imagine John Yoko: Sinergi Kreatif

Pertama-tama, John Lennon bertemu Yoko Ono pada 1966 di galeri Indica, London, saat menghadiri pameran seni Ono. Ia tertarik pada karya Hammer a Nail In dan mengusulkan ide unik: membayar dengan “lima shilling khayalan” untuk memasang “paku khayalan”. Ono, yang belum mengenal Lennon sebagai anggota The Beatles, terkesan dengan pemikirannya. “Saya berpikir, ‘Pria ini memahami saya’,” kenang Ono. Dengan demikian, percakapan ini menjadi cikal bakal Imagine John Yoko.

Selain itu, hubungan mereka berkembang melalui kolaborasi seni dan musik. Ono membawa ide-ide puitis, terutama dari bukunya Grapefruit (1964), yang memengaruhi lirik Imagine. Misalnya, konsep “membayangkan” dalam puisi Ono menjadi inti lagu. Oleh karena itu, Imagine lahir dari sinergi kreatif mereka, mengajak pendengar untuk memimpikan dunia tanpa batas.

Inspirasi dari Grapefruit Ono

Yoko Ono menulis Grapefruit dengan puisi-puisi visioner, seperti “Bayangkan awan bertetesan” dan “Bayangkan seribu matahari di langit”. Puisi ini menggugah Lennon untuk menciptakan lirik Imagine. Dalam wawancara 1980, Lennon mengakui, “Saya terlalu egois untuk mengakui peran Ono saat itu.” Akibatnya, pada 2017, Ono resmi diakui sebagai co-writer Imagine, memperbaiki narasi sejarah.

Lirik lagu ini mengajak pendengar membayangkan dunia tanpa negara atau agama, mencerminkan visi bersama Lennon dan Ono. Dengan demikian, Imagine menjadi pernyataan filosofis tentang perdamaian global. Sebaliknya, tanpa Grapefruit, lagu ini mungkin tidak akan pernah tercipta, menunjukkan kontribusi besar Ono.

Tantangan sebagai Pasangan Kontroversial

Lennon dan Ono menghadapi kritik pedas dari publik. Banyak yang menyalahkan Ono atas perpecahan The Beatles dan perpisahan Lennon dengan Cynthia. Selain itu, Ono menghadapi rasisme sebagai perempuan Asia. “Kami kaget melihat rasisme di kalangan hippie,” ujar Ono. Namun, mereka menjawab kritik dengan seni dan musik.

Misalnya, Imagine menjadi simbol cinta mereka yang melintasi budaya Timur dan Barat. “Kami ingin dunia bersatu seperti kopi susu,” kata Ono. Oleh karena itu, lagu ini mencerminkan perjuangan mereka melawan prasangka sosial. Dengan demikian, hubungan mereka tidak hanya menghasilkan karya seni, tetapi juga pesan kesatuan.

Dampak Budaya Imagine John Yoko

Imagine John Yoko mengubah lanskap budaya dengan lirik yang mengajak pendengar memimpikan dunia tanpa perang. Lennon menjelaskan bahwa “membayangkan” adalah kekuatan untuk membentuk masa depan. “Orang merancang tujuan mereka, seperti pesepakbola yang bermeditasi,” ujarnya. Akibatnya, lagu ini menawarkan alternatif terhadap prediksi masa depan yang kelam.

Berbagai gerakan sosial memanfaatkan Imagine sebagai himne perdamaian. Meski begitu, Lennon dan Ono awalnya tidak menyangka lagu ini akan begitu berpengaruh. “Kami menulisnya karena kami memercayai liriknya,” kata Ono. Kesederhanaan melodi membuat lagu ini mudah dinyanyikan, sehingga resonan di seluruh dunia.

Pengaruh Ono dalam Dunia Seni Lennon

Yoko Ono membawa Lennon kembali ke dunia seni, yang telah ia tinggalkan sejak masa sekolah seni. “Saya bermimpi bertemu seniman perempuan yang membuat saya jatuh cinta,” ujar Lennon. Karya seni Ono, yang penuh humor dan konseptual, menggugah kreativitasnya. Misalnya, pameran di Indica menghidupkan kembali semangat seni Lennon.

Selain itu, konsep “membayangkan” dari Grapefruit memperkaya pendekatan Lennon terhadap musik. Kolaborasi mereka menciptakan atmosfer kreatif yang menantang norma sosial Inggris pada 1960-an. Dengan demikian, Ono tidak hanya menginspirasi Imagine, tetapi juga karya Lennon lainnya.

Warisan Abadi Imagine

Imagine terus menginspirasi generasi baru untuk memimpikan dunia yang harmonis. Berbagai acara amal dan demonstrasi damai memanfaatkan lagu ini. “Saya ingin lagu yang hidup lebih lama dariku,” ujar Lennon. Pertama-tama, kesederhanaan dan kekuatan liriknya memastikan warisan abadi lagu ini.

Yoko Ono, kini berusia lebih dari 90 tahun, tetap menjadi figur penting dalam seni dan musik. Pengakuannya sebagai co-writer memperkuat narasi bahwa Imagine John Yoko lahir dari cinta dan visi bersama. Dengan demikian, lagu ini mengajarkan bahwa seni dan cinta dapat mengatasi kebencian, mendorong dunia menuju masa depan yang lebih positif.