Ckstar.id – Kisah di balik lagu Bengawan Solo karya Gesang yang melegenda dan menjadi warisan budaya Indonesia.
Lagu Bengawan Solo adalah salah satu karya musik Indonesia yang paling dikenal, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional. Lagu ciptaan Gesang Martohartono, atau yang akrab dikenal sebagai Gesang, ini memiliki cerita panjang yang sarat makna dan menjadi simbol budaya Jawa serta identitas bangsa Indonesia. Artikel ini akan membahas kisah di balik terciptanya lagu Bengawan Solo, perjalanan popularitasnya, hingga pengaruhnya sebagai warisan budaya.
Latar Belakang Penciptaan Lagu
Gesang lahir di Surakarta pada tahun 1917 dan sejak kecil telah menunjukkan minat pada seni musik. Pada tahun 1940, ketika usianya masih muda, ia menciptakan lagu Bengawan Solo. Saat itu Gesang bukanlah musisi terkenal, tetapi hanya seorang pemuda sederhana yang memiliki kecintaan mendalam pada musik.
Inspirasi lagu ini datang dari Sungai Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa yang memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat sekitar. Sungai ini tidak hanya menjadi sumber kehidupan, tetapi juga saksi sejarah perjalanan budaya dan sosial masyarakat Jawa. Gesang terinspirasi oleh keindahan sungai tersebut, sekaligus memaknainya sebagai simbol perjalanan hidup manusia.
BACA JUGA : Sejarah Lagu Indonesia Raya Simbol Nasional
Makna dan Filosofi Lagu
Secara lirik, Bengawan Solo menceritakan tentang perjalanan aliran sungai dari hulu di Pegunungan Sewu hingga bermuara ke Laut Jawa. Namun, di balik deskripsi geografis itu, terkandung filosofi mendalam tentang kehidupan manusia: mengalir dari awal kelahiran, menghadapi berbagai rintangan, hingga akhirnya kembali kepada asal.
Selain itu, lagu ini juga menggambarkan hubungan erat antara manusia dengan alam. Keindahan Bengawan Solo yang diabadikan Gesang dalam lagu menjadi refleksi kecintaan masyarakat Jawa terhadap tanah airnya.
Perjalanan Popularitas
Setelah di ciptakan pada tahun 1940, lagu ini cepat populer di kalangan masyarakat. Pada masa pendudukan Jepang, Bengawan Solo bahkan banyak di nyanyikan dan di perkenalkan ke berbagai wilayah Asia. Tentara Jepang yang mendengar lagu ini membawa nya kembali ke negara nya, sehingga Bengawan Solo pun di kenal luas di Jepang dan negara Asia lainnya.
Di era setelah kemerdekaan, lagu ini semakin mendunia. Bengawan Solo di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Jepang, Mandarin, dan Inggris. Banyak penyanyi internasional yang membawakan kembali lagu ini, menjadikannya salah satu lagu Indonesia yang paling terkenal di dunia.
Pengakuan Internasional
Ketenaran Bengawan Solo tidak hanya terbatas pada lingkup Asia, tetapi juga di Eropa dan Amerika. Lagu ini sering di pentaskan dalam konser musik internasional sebagai salah satu perwakilan musik Indonesia. Popularitasnya membuat Gesang mendapat julukan sebagai “Maestro Keroncong Indonesia.”
Berkat Bengawan Solo, musik keroncong yang sebelumnya hanya di kenal di lingkup lokal Jawa menjadi lebih di hargai dan mendunia. Lagu ini menjadi pintu masuk bagi penikmat musik internasional untuk mengenal keroncong dan budaya Indonesia.
Warisan Budaya dan Inspirasi
Lagu Bengawan Solo kini tidak hanya dipandang sebagai karya seni, tetapi juga sebagai warisan budaya bangsa. Liriknya yang indah, melodinya yang khas, serta nilai filosofis yang terkandung menjadikannya lagu yang abadi lintas generasi.
Gesang sendiri hingga akhir hayatnya tetap di kenal sebagai sosok sederhana yang mengabdikan hidupnya pada musik. Ia tidak mengejar popularitas atau kekayaan, melainkan ingin karyanya di kenang dan bermanfaat bagi bangsa. Hal ini menjadikan kisah di balik Bengawan Solo semakin inspiratif.
Kesimpulan
Kisah di balik lagu Bengawan Solo karya Gesang adalah kisah tentang kesederhanaan, kecintaan pada alam, dan dedikasi terhadap seni. Dari sebuah inspirasi sederhana tentang sungai, lahirlah sebuah lagu yang mampu menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia.
Sebagai simbol nasional dan warisan budaya, Bengawan Solo tidak hanya memperkenalkan musik keroncong ke dunia, tetapi juga mengangkat nama Indonesia di panggung internasional. Hingga kini, lagu ini tetap dikenang dan dibawakan, menjadi bukti bahwa karya seni sejati akan selalu hidup sepanjang masa.