Ckstar.id – Kisah Sheila on 7, band legendaris asal Yogyakarta yang tetap eksis dan dicintai lintas generasi dengan lagu-lagu abadi mereka.

Dalam sejarah musik Indonesia, hanya sedikit band yang mampu bertahan selama lebih dari dua dekade dan tetap relevan di hati penggemar. Salah satunya adalah Sheila on 7, band asal Yogyakarta yang telah menjadi ikon pop rock Indonesia sejak akhir 1990-an. Dengan lagu-lagu yang sederhana, jujur, dan penuh makna, Sheila on 7 berhasil menciptakan karya-karya yang tidak lekang oleh waktu dan masih dinyanyikan hingga kini.


BACA JUGA : Isu Raisa Andriana Gugat Cerai Hamish Daud, Klarifikasinya

1. Awal Terbentuknya Sheila on 7

Sheila on 7 berdiri pada tahun 1996 di Yogyakarta. Awalnya, band ini beranggotakan Duta (vokal), Eross Candra (gitar), Adam Subarkah (bass), dan Brian Kresna Putro (drum), menggantikan drummer sebelumnya Sakti dan Anton. Nama “Sheila” sendiri diambil dari nama seorang teman dekat mereka, sementara angka “7” menggambarkan keberuntungan.

Mereka memulai karier dari panggung kecil dan festival musik antar sekolah. Ketulusan mereka dalam bermusik serta ciri khas aransemen yang ringan namun kuat membuat mereka cepat menarik perhatian publik, terutama anak muda pada masa itu.


2. Album Perdana yang Meledak di Pasaran

Album pertama mereka, berjudul “Sheila on 7” (1999), menjadi titik awal kesuksesan besar. Lagu-lagu seperti “Dan”, “Kita”, “Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki”, dan “J.A.P” menjadi hits nasional dan membawa mereka ke puncak popularitas.

Ciri khas musik So7 yang easy listening, di padukan dengan lirik yang jujur dan penuh perasaan, membuat mereka cepat di terima oleh semua kalangan. Album debut ini bahkan menjadi salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan jutaan kopi — pencapaian luar biasa untuk ukuran band lokal saat itu.


3. Masa Kejayaan di Tahun 2000-an

Sheila on 7 terus melanjutkan sukses mereka dengan album kedua “Kisah Klasik untuk Masa Depan” (2000), yang memperkuat posisi mereka sebagai band papan atas. Lagu-lagu seperti “Sahabat Sejati”, “Sephia”, dan “Bila Kau Tak di Sampingku” masih sering di putar hingga sekarang.

Keberhasilan ini tidak berhenti di situ. Mereka merilis album-album legendaris lainnya seperti:

  • 07 Des (2002)
  • Pejantan Tangguh (2004)
  • 507 (2006)
  • Musim yang Baik (2014)

Setiap album memiliki warna dan nuansa berbeda, tetapi tetap mempertahankan identitas khas Sheila on 7: musik pop yang sederhana namun emosional, dengan lirik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.


4. Gaya Musik yang Membumi dan Relevan

Salah satu alasan mengapa Sheila on 7 tetap eksis adalah karena mereka tidak pernah kehilangan jati diri musikalnya. Meski tren musik terus berubah, mereka tetap setia pada gaya khas: melodi ringan, vokal jujur, dan lirik yang mudah di pahami.

Duta sebagai vokalis memiliki karisma tersendiri. Ia di kenal sebagai sosok yang rendah hati dan tidak terjebak dalam glamor industri hiburan. Sementara Eross sebagai penulis lagu utama mampu menciptakan karya dengan sentuhan puitis dan makna mendalam. Lagu-lagunya seperti “Dan”, “Melompat Lebih Tinggi”, dan “Hari Bersamanya” menjadi bagian dari perjalanan hidup banyak orang.

Musik mereka bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan perasaan generasi muda Indonesia yang tumbuh bersama lagu-lagu Sheila on 7.


5. Konsistensi dan Hubungan dengan Penggemar

Berbeda dengan banyak band lain yang berganti formasi atau mencoba mengejar tren baru, Sheila on 7 memilih jalannya sendiri. Mereka jarang tampil di media dengan sensasi, tetapi tetap aktif berkarya dan tampil di berbagai panggung musik.

Hubungan mereka dengan penggemar juga sangat kuat. Penggemar setia yang di kenal sebagai Sheilagank tidak hanya berasal dari era 1990-an, tetapi juga generasi muda saat ini. Lagu-lagu mereka tetap relevan, di nyanyikan ulang oleh musisi baru, dan di gunakan di berbagai platform digital seperti TikTok dan YouTube.

Setiap konser Sheila on 7 selalu penuh dengan nostalgia, tawa, dan air mata — bukti bahwa mereka tidak hanya menciptakan musik, tetapi juga kenangan.


6. Tetap Eksis di Era Digital

Di era digital yang penuh perubahan, Sheila on 7 tetap mampu beradaptasi. Mereka memanfaatkan platform streaming dan media sosial untuk menjangkau penggemar baru. Lagu-lagu klasik mereka kini bisa di nikmati dengan kualitas digital di Spotify, YouTube Music, dan Apple Music.

Meski sudah lebih dari dua dekade berkarya, mereka tidak kehilangan relevansi. Lagu-lagu seperti “Film Favorit” dari album Musim yang Baik (2014) membuktikan bahwa Sheila on 7 masih mampu menciptakan karya yang segar dan disukai anak muda masa kini.


7. Warisan dan Pengaruh Sheila on 7

Sheila on 7 bukan hanya sekadar band, tetapi juga bagian penting dari sejarah musik Indonesia. Mereka berhasil membuktikan bahwa kesederhanaan bisa menjadi kekuatan. Tanpa kontroversi dan tanpa banyak perubahan ekstrem, mereka tetap menjadi inspirasi bagi banyak musisi muda.

Banyak band dan solois Indonesia yang mengaku terinspirasi oleh musik mereka, terutama dalam menulis lagu yang jujur dan dekat dengan realitas kehidupan. Lagu-lagu mereka menjadi soundtrack dari berbagai fase kehidupan: cinta pertama, masa sekolah, hingga perjalanan menuju dewasa.


Kesimpulan

Perjalanan panjang Sheila on 7 menunjukkan bahwa keabadian dalam musik tidak hanya ditentukan oleh popularitas, tetapi juga oleh ketulusan dan konsistensi. Dari awal karier di Yogyakarta hingga menjadi band legendaris nasional, mereka selalu setia pada nilai-nilai musikal dan emosional yang sama.Sheila on 7 bukan hanya sekadar band — mereka adalah simbol nostalgia, kejujuran, dan kehangatan musik Indonesia yang tak tergantikan. Dan hingga kini, setiap kali lagu mereka diputar, generasi demi generasi masih bisa merasakan energi yang sama: sederhana, hangat, dan penuh makna.